Menjadi saksi Kristus adalah panggilan hidup bagi semua orang percaya!
Namun dalam praktiknya, bersaksi di tengah kehidupan nyata tampaknya tidaklah mudah.
Karena kondisi dan situasi hidup sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk menyaksikan tentang Tuhan.
Ketika kita sedang menghadapi pergumulan dan kesulitan hidup, kita bisa mengurungkan keinginan untuk menyaksikan kasih Tuhan dan sebaliknya, dalam kehidupan kita yang berkelimpahan tetapi tidak ada keinginan untuk bersaksi atau membagikan kisah itu kepada orang lain.
Dalam bacaan Injil, diceritakan tentang murid-murid Yesus yang sedang ketakutan, bimbang dan ragu karena Yesus sebagai guru teladan sudah tidak ada lagi. Walaupun sudah mendengar dari murid-murid perempuan yang telah bertemu malaikat atau Yesus sendiri.
Apalagi saat itu dihembuskan cerita palsu atau hoax dari para imam-imam bahwa jasad Yesus telah dicuri oleh para murid Yesus.
Apakah Tuhan hanya diam melihat hal itu? Tidak!
Yesus hadir langsung di tengah para murid serta mengucapkan ‘ Damai sejahtera bagi kamu!”, dan bukan hanya memberikan kedamaian akan tetapi Yesus juga mempersaksikan bahwa diri-Nya sungguh-sungguh hidup! Dengan menunjukan bekas luka paku di tangan dan di lambungnya.
Kemudian Yesus menghembuskan Roh Kudus untuk meneguhkan hati para murid bahwa kasih dan kuasaNya menyertai mereka.
Jadi, marilah kita sebagai murid Nya tidak ragu dan takut untuk bersaksi dalam dinamika kehidupan dunia ,karena kita yakin bahwa Yesus hadir dalam keraguan (Yoh 20:19-31) atau dalam situasi menderita dan dipenjara ( Kis 5:27-32).
Ia akan menguatkan kita. Panggilan untuk bersaksi tidak menunggu iman yang sempurna tanpa keraguan, bahkan di tengah pergumulan pun, kita tetap diutus untuk bersaksi.
Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”
Sahabat yang Bersaksi

Newer