”BILA DITOLAK DAN DILUKAI”
”BILA DITOLAK DAN DILUKAI”
(Kejadian 3:8-15; Mazmur 130; 2 Korintus 4:13–5:1; Markus 3:20-35)
Umat Tuhan, sebagai orang yang percaya kepada Kristus, kita menghayati bahwa keluarga adalah anugrah Tuhan. Mereka adalah orang-orang terdekat yang ada di dalam hati kita. Ketika berada dalam keadaan suka ataupun duka, kita selalu mengingat keluarga kita. Dalam hidup sehari-hari, karena kecintaan kepada keluarga, kita bahkan rela untuk terus berjuang demi keutuhan hidup keluarga. Namun apa jadinya jika segala tindakan baik kita ternyata disalahpahami oleh anggota keluarga kita? Bagaimana perasaan anda jika anggota keluarga anda mulai curiga pada anda bahkan memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal? Dalam Markus 3:20-35 Yesus mengalami hal itu. Ia mengalami tuduhan dan penolakan dari keluarganya sendiri. Mereka berpikir bahwa Yesus sudah tidak waras lagi sebab Yesus mampu mengadakan berbagai macam mujizat yang tak dapat dipahami oleh akal mereka. Lebih-lebih, ahli taurat menambakan sebuah tuduhan bahwa Yesus kerasukan roh jahat. Terhadap situasi yang melukai hati-Nya, kita hendak melihat teladan yang Yesus berikan bagi setiap kita. Apa Respon Yesus ketika diperhadapkan dengan penolakan dari orang-orang disekitarnya?
1. Yesus tidak tinggal diam, melainkan memberikan penjelasan.
Kebanyakan orang jika kita dituduh atau dilukai, segera menghindar dari persoalan. Mereka enggan untuk menyelesaikan persoalan. Padahal memberikan penjelasan menjadi bagian yang penting. Yesus menjelaskan secara nalar bahwa tidak mungkin jika Ia adalah bagian dari Iblis sebab kerajaan Iblis tidak akan bertahan jika terpecah-pecah. Lebih lanjut lagi, Yesus memperingatkan kepada ahli taurat bahwa penolakan terhadap diri-Nya dapat berujung pada dosa menghujat Roh Kudus apabila mereka tidak segera bertobat.
2. Yesus memiliki sudut pandang yang luas dan positif
Penolakan keluarga Yesus terhadap diri-Nya tidak membuat Ia ciut. Kuasa dan kasih Yesus tak pernah terhalang oleh apapun juga. Sekalipun keluarga kandung-Nya menolak kehadiran dan tindakan-tindakan-Nya, namun Yesus tetap merasa memiliki keluarga yang Ia kasihi. Bagi-nya keluarga adalah mereka yang melakukan kehendak Allah, bukan hanya sebatas pada ikatan darah. Sudut pandang yang luas dan lebih positif ini menolong seseorang yang pernah dilukai untuk dapat segera “move on” dari situasi penolakan yang dialaminya.
3. Melepaskan Pengampunan
Tidak ada cara lain untuk dapat pulih dari luka selain memaafkan orang yang melukai hati kita (terlepas dari apakah ia minta maaf atau tidak). Pengampunan selalu memberi kelegaan bagi jiwa dan kelegaan relasi. Yesus sang inspirasi telah memberikan kepada kita pengampunan-Nya sehingga kita dilayakkan untuk dapat menikmati hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, teruskanlah cinta kasih Kristus kepada banyak orang.
Umat Tuhan, ditolak dan dilukasi adalah realita yang mungkin tak bisa dihindarkan, namun selalu dapat diatasi dan disikapi dalam terang hikmat Tuhan. Oleh karena itu mintalah pertolongan-Nya selalu.
(Pdt. Febe Oriana Hermanto, 10 Juni 2018)
![](https://gkikelapacengkir.org/wp-content/uploads/2018/06/renungan.jpg)